Kamis, 20 Oktober 2016

PENGALAMAN WAKTU TES IPDN

Menjelang kelulusan dari Sekolah Menengah Atas, aku sudah menyiapkan sebuah rencana besar bagaimana hidupku akan berlanjut kedepanya, karena semenjak malam itu awal aku dibuat terkesimah oleh sebuah acara pesta pernikahan yang dirangkaikan upacara pedang pora yang mana yang menikah dikala itu adalah sepupu dari Ibuku yang berprofesi sebagai pelaut lulusan dari Sekolah Tinggi Pelayaran. Seketika setelah itu aku di buat buyar akan keputusan yang akan menentukan bagaimana kelanjutan hidupku kedepannya, yang mana sebelumnya telah ku cita-citakan setelah lulus SMA nanti untuk mendaftar sebagai bintara polisi, namun karena pesta pernilkahan itu merubah semua rencanaku.

Akupun mulai mencari tahu banyak hal tentang bagaimana itu dunia pelayaran, mulai dari sekolah hingga posisi jabatan tertinggi dalam pelayaran itu sendiri, dan yang paling membuat ku tertarik adalah gaji yang bisa dihasilkan seorang perwira pelayaran yang amat sangatlah menggiurkan.

Sembari menjalani masa akhir pendidikanku di SMA Kartika XX-1 Kota Makassar sambil itu pula aku mulai mencari kampus pelayaran yang bagus dan dekat dengan daerah tempat tinggalku, dan akhirnya pilihanku tertuju pada Kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) yang terletak di jalan Tentara Pelajar Kota Makassar.

Untuk bisa meneruskan niatku ini bukanlah hal yang sembarangan karena tentunya aku harus meminta izin restu dan ridho dari orang tua terlebih dahulu, karena bagaimana sebelumnya harapan dari orangtuaku ialah bahwa setelah lulus SMA nanti akan tes Bintara Polisi. Sungguh aku tidak enak hati akan keputusanku ini tapi akhirnya aku memberanikan diri berani untuk menyampaikannya, akhirnya respon heran dan ketidak setujuan yang muncul dari orang tuaku saat itu, tapi aku tidak menyerah dengan pendapat mereka dan aku berusaha dengan semampuku untuk meyakikan mereka terkhusus pada Ibuku yang sangat mengkhawatirkan resiko apabila aku benar-benar menjadi seorang pelaut, dan akhirnya restupun kuterima.

Setelah melaksanakan semua jenis ujian akhir di SMA baik itu UAN, UAS dan Praktek, akupun mulai maksimalkan segala macam persiapan untuk tes masuk ke kampus yang telah kudambakan selama ini. Hampir setiap sore hari aku melaksanakan lari dan melakukan kegiatan fisik lainnya seperti push up, sit up dan full up di lapangan sepakbola Hasanuddin yang lokasinya tepat berada di depan SMAku, disana ada banyak teman-teman yang juga melaksanakan kegiatan latihan fisik sepertiku dengan motivasi yang sama yaitu untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan tes masuk ke tempat instansi atau akademi yang berbeda-beda.

Berselang satu bulan kemudian tibalah pengumuman kelulusan dan alhamdulillah semua teman SMA se angkatan ku tidak ada yang tidak lulus, rasa bahagia dan haru menyelimuti saat-saat itu karena sebentar lagi orang-orang dekat yang biasanya kulihat setiap hari akan pergi saling meninggalkan untuk mengejar cita-citanya masing-masing.

Berselang dua bulan kemudian pendaftaran Calon Taruna (Catar) PIP pun telah terbuka, dengan percayadiri dan dukungan dari orang tua aku menuju PIP untuk melaksanakan niat muliaku ini.

Tak berselang beberapa lama akupun akhirnya berhadapan dengan tes pertama yaitu tes Akademik, dan dari sekitar 2000 Catar tersisihkan setengahnya, dan namaku pun alhamdulillah terselip diantara daftar nama-nama yang lulus, betapa bahagia diriku kala itu begitu pula dengan orang tuaku, akupun semakin mantap dan mempersiapkan diriku semaksimal mungkin untuk menghadapi tes-tes selanjutnya yaitu tes Pantauan Akhir (Pantaukhir) yang mana dalam tes ini terdapat beberapa tes yaiytu tes Psikologi, Kesamaptaan, Kesehatan dan Wawancara. Tes tersebut akan dilaksanakan selama beberapa hari kedepan.

Hari untuk tes Pantaukhir pun dimulai, diawali dengan tes Psikologi, lalu tes Kesehatan, diteruskan dengan tes Kesamptaan dan hari terakhir ditutup oleh tes Wawancara. Keempat tes itu kulakukan dengan semangat yang berkobar-kobar. Sampai tibalah dihari pengumuman, dan ternyata namaku tidak ada pada daftar kelulusan. KECEWA mungkin itulah gambaran perasaanku saat itu, ketika semua persiapan dan pengorbanan yang telah kulakukan tak mencapai sebuah hasil akhir.

Semua teman-teman SMAku sudah memulai perkuliahannya di kampus baru mereka masing-masing dan sedangkan aku selama sebulan ini nganggur dirumah tanpa ada kegiatan yang jelas, hanya makan minum dan tidur.

Melihat kondisiku yang kurang bergairah akhir-akhir ini, Ayahku menyuruh untuk masuk dalam sebuah latihan Kemaptaan di stadion Mattoanging untuk mempersiapkan diri kembali mengikuti tes seleksi Bintata Tentara. Dan dengan senang hati akupun menuruti kemauan orangtuaku itu.

Sebulan telah berlalu dan tidak lama lagi pendaftaran bintara TNI AD akan segara terbuka, sembari mempersiapkan diri untuk mengikuti tes tentara aku juga masih sering membuka internet untuk mencari informasi mengenai universitas dan sekolah-sekolah kedinasan yang akan membuka pendaftaran, dan disitulah awal ketemui informasi pendaftaran Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang akan segera akan segera dibuka. Dalam hati berkata "ndapapaji, jadi anak IPDN bolehji juga".

Berbekal informasi itu, meskipun dalam persiapan mendaftar tes TNI AD aku juga mulai mencari informasi tentang IPDN lebih jauh, untuk persyaratan ter khususnya. Kubaca semua artikel yang ketemui di Internet tentang IPDN, dan baru kutau kala itu bahwa sebutan siswa IPDN adalah Praja. Setelah membaca persayaratan dan kriteria yang dibutukan untuk menjadi Calon Praja (Capra) aku merasa bahwa aku bisa masuk dalam kriteria, dan kemuadian teringat seorang teman SMP yang pernah bilang dia mau mendaftar IPDN tahun ini, langsung kuhubungi dia dan bertanya tentang apa-apa saja yang dibutuhkan dan juga tentang jadwal waktu pendaftaran, dan ternyata saat itu jadwal pendaftaran memang masih belum jelas baik itu dari Internet ataupun sumber-sumber lainnya.

Beberapa waktu kemudian aku kembali menelpon teman SMPku itu untuk bertanya informasi IPDN lebih lanjut dan ternyata hari ketika aku menelpon itu adalah hari terakhir IPDN membuka pendaftaran. Sungguh sangat sulit menemukan jadwal pasti pendaftaran IPDN kali itu karena menurut berita yang kutemukakan di internet akan berlangsung seminggu namun ternyata pendaftaran hanya berlangsung selama 3 hari.

Setelah mendapat kabar itu, akupun langsung mempersiapkan berkas yang dibutuhkan sesuai arahan dari teman SMPku itu dan yang dibutuhkan kala itu tidak terlalu banyak berkas hanya foto copy ijazah yang di legalisir, akta kelahiran, dan surat keterangan sehat dari rummah sakit. Foto copy ijazah dan akta kelahiranku ada hanya saja surat keterangan sehat yang belum kupunya, kulihat jam saat itu tepat pukul 10 pagi dan tanpa membuang waktu aku langsung menuju RS Palamonia untuk mengurus surat keterangan sehatku itu. Untung disana ada teman SMAku yang sering datang karena Ibunya bekerja di RS itu dan dengan bantuan dan arahannya surat keterangan sehatpun akhirnya berhasil kuperoleh.

Tepat pukul 12 siang tibalah aku di Balai Kota Makassar, disana aku langsung menuju ke kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tempat pendaftaran berlangsung, alhamdulillah akupun berhasil melakukan pendaftaran mengisi data administrasi dan mengumpulkan berkas yang diperlukan.

Dalam pendaftaran IPDN ini tidak diketahui orang tuaku, sampai saat telpon dari BKD masuk ke nomor telpon Ibuku yang menyatakan bahwa aku lolos seleksi berkas administrasi, saat itulah awal aku mencerikatan pendaftaranku di IPDN kepada kedua orang tuaku. Setelah mendengar semua ceritaku itu mereka pun mendukung dan merestui langkah yang kuambil.

Tibalah pada tes pertama yaitu tes Psikologi, tes kala itu dilaksanakan di SMAN 1 Makassar, berlangsunh dari jam 7 pagi hingga jam 3 sore. Beberapa hari kemudiaan pengumuman keluar dan ternyata aku lolos karena seperti yang kuceritakan sebelumnya aku sudah punya pengalaman tes Psikologi di PIP sebelumnya jadi aku lumayan luwes mengerjakan saol-soal Psikologi yang kutemui. Kala itu lebih dari 50% dari Capra IPDN tersingkirkan.

Kemudian tes kesehatanpun sudah ada didepanku, tes Kesehatan terbagi atas 3 sesi yaitu tes kesehatan pertama, kedua dan ketiga yang dilaksanakan di Kampus IPDN lama di Jl. Cendrwasih dan RS. Haji kota Makassar, alhamdulillah dari semua tes Kesehatan itu mampu ku lolosi.

Dan akhirnya tibalah pada tes Kesamaptaam, kala itu tepat jam 5 pagi semua Capra pendaftaran kota Makassar harus sudah berada di lapangan Kodam VII Wirabuana di Jl. Urip Sumoharjo tempat akan berlangsungnya tes, dan akupun tiba di sana sebelum pukul 5 pagi.

Sebelum tes berlangsung dilaksanakan pengecekan baik itu kehadiran hingga pengecekan tensi darah. Hari sudah mulai terang semua peserta Kesamptaan sudah mulai dicek tekanan darahnya satu persatu, dan ketika tiba disaat giliranku di tensi ternyata sesuatu yang tidak diinginkan terjadi karena adrenalinku yang meningkat karena takut gagal seperti pas tes PIP sebelumnya mumbuat tekanan darahku menjadi naik dan tinggi yaitu mencapai 180/110. Kata dokter yang menensi darahku saat itu mungkin aku kekurangan tidur semalam, dan karena itu aku belum di perbolehkan untuk lari, aku diharuskan duduk istirahat terlebih dahulu untul menurunkan tensi darahku, akupun duduk di pinggir lapangan. Kemudian Ayahku yang juga datang pada saat tes itu datang menghampiriku dan bertanya, akupun memberitahukan kepadanya, Ayahku nampak cemas dengan hal tersebut. Kemudian aku kembali ditensi lagi dan ternyata tekanan darahku tak turun malahan naik semakin tinggi. Karena hal tersebut Ayahku pun semakin menjadi khawatir dan dibawanya aku naik ke mobi ambulans untuk berbaring dengan harapan tekanan darahku menjadi normal kembali, tapi itu tidak membantu malahan aku semakin stres dan terganggu. Kemudian aku kembali ditensi dan tensiku masih tetap sama saja.

Kemudian salah seorang tentara yang merupakan panitian seleksi disana menyuruhku untuk tidur dan berbaring dirumput untuk menenangkan diriku dan alhamdulillah itu bekerja, perlahan-lahan aku mulai santai dan kurasa tensi darahku sudah turun, akupun ditensi kembali dan benar nyatanya, akupun dizinkan mengikuti tes lari di lapangan pada keloter kelompok paling terakhir.

Waktu laripun tiba, akupun mulai berlari sekuat tenaga dari awal itu, hingga tiba diputaran ke lima waktu itu, aku kaget ketika melihat ayahku tiba-tiba muncul dan ikut berlari disampingku sambil berteriak menyemangatiku dengan mengatakan "atur nafasmu, semangat", aku tak mengira dia sampai-sampai ikut berlari bersamaku untuk sekedar memberiku semangat, sampai dipembelokan akupun mengatakan kepadanya untuk kembali "jangan maki ikutika, bisaja". Dan waktu 12 menitpun habis, kulepaskan nomer dadaku di putaran ke 6 lewat 300 meter. Kemudian di lanjutkan lagi dengan tes selanjutnya full up, sit up, push up dan lari delapan. Semua tes kesamaptaan hari itu bisa kuselesaikan dengan nilai yang maksimal.

Keesokan harinya pegumuman keluar, dan sesuai perkiraanku aku lulus dites Kesamaptaan ini. Tespun berlanjut dengan tes TKD (Tes Kemanpuan Dasar) yang berisi materi mengenai wawasan nusantara, keintegritasan, bahasa indonesia dan perhitungan logika yang di lakukan dengan sistem CAT (Computere Assitance Test). Tes dilaksanakan di BKN (Badan Kepegawaian Daerah ) provinsi Sulawesi Selatan.

Beberapa waktu sebelum tes TKD ku sudah mempersiapkan kesiapan yang terbaik, kucari tau dan kupelajari sumua tentang soal-soal mengenai tes TKD ini, dan ternyata berdasarkan informasi yang kuperoleh di internet ternyata tes TKD IPDN ini mirip-mirip dengan tes TKD CPNS karena sama-sama menggunakan CAT. Sambil belajar dari buku-buku dan berbagai artikel di internet aku juga mendownload beberapa aplikasi simulasi tes TKD CAT yang bisa didownload gratis di playstore, dalam tes itu sangat banyak yang menyangkut tentang sejarah sistem pemerintahan Indonesia dan juga menyangkut UUD 1945. Alhasil karena hal tersebut jadi selama beberapa hari itu aku menghapal semua pasal yang dalam UUD 1945 demi keberhasilan tesku ini.

Pagi itu setelah sholat subuh dengan pakaian putih hitam dengan rambut cepak aku yang diantar oleh Ayah dan Ibuku berangkat menuju tempat tes, Ayah dan Ibuku sengaja tidak masuk kantor hari itu untuk memaksimalkan dukungannya kepadaku. Sesampai disana akupun berkumpul sesama kawan-kawan yang sudaj banyak kukenal selama tes dan juga ada beberapa teman SMA dan SMPku yang juga ikut tes.

Pelaksanaan dimulai dengan apel pembukaan tes oleh seluruh Capra yang berasal dari Sulawesi Selatan di halaman parkir kantor BKN provinsi itu. Kala itu masih ada sekitar 200 orang lebih Capra. Kemudian setelah ape berlangsung, seluruh Capra di bagi menjadi 3 kelompok sekaligus sebagai kloter dalam pelaksanaan TKD karena satu kali tes hanya muat untuk 100 orang saja. Akupun masuk pada kloter pertama dan benar saja kami kloter pertama langsunh diarahkan masuk ke ruangan tes yang mama tiap Capra duduk dengan satu komputer yang telah disiapkan, dengan perasaan tegang akupun duduk sambil kupandang ke kiri dan ke kanan, nampak mereka semua yang ada di dalam ruangan relatif degdegan meskipun ada juga yang masih tampak percaya diri, dan akupun meyakinkan diriku sendiri kala itu bahwa aku bisa memberikan yang terbaik karena aku sudah belajar dengan mati-matian dan aku tidak mau sampai mengecewakan Ibu dan Ayahku yang sudah mendampingiku selama tes ini berlangsung. Aku mengawali dengan membaca doa, pokoknya semua jenis doa yang kutau kubaca dari alfatihah sampai doa yang dipesankan Ayah dan Ibuku padaku.

Waktu tespun dimulai diawali dengan menuliskan nomer tes, nama, tanggal lahir serta beberapa data pribadi yang menjadi ketentuan untuk diisi pada layar komputer. Selanjutnya dengan arahan yang telah diterima akupun mengklik icon star dan soalpun terbuka dengan waktu 90 menit ada 100 soal yang harus kuselesaikan.

Kubaca soal demi soal dan akhirnya akupun mulai memilih dan memilah jawaban yang setahuku itu benar. Semua soal yang berkaitan dengan UUD 1945 dapat kusapuh bersih karena semua pasal telah kuhapal mati, begitupun tentang sejarah sistem Pemerinrahan Indonesia baik itu tentang sistem yang diamendemenkan atau apapun itu semuanya dapat kujawab dengan lancar, begitu pula soal tentang integritas yang sudah kukuasai sebelumnya, hanya saja aku agak nyakut di soal perhitungan logika karena tidak begitu suka dengan matematika. Akhirnya waktu hampir habis dan masih ada beberapa soal yang belum kutemukan jawabannya, dengan doa sambil kupasrahkan semuanya kepada Allah SWT kupilih sambil tutup mata jawaban yang kosong itu sampai tiba waktu hampir habis ku klik icon finish dan nilaikupun langsung keluar "369", itulah point yang berhasil kuaraih dari TKD. Rass was-was dalam hati ini apakah nilai ini akan mencukupi, ku lirik ke kiri dan kenan, wah ternyata yang lain ternyata rata-rata nilainya dibawah 300, kepercayaan dirikupun langsung hadir dengan rasa bahagia dan bangga akupun keluar dari ruangan tes itu dan langsung menjumpai kedua orang tuaku yang menunggu di parkiran, kuceritakan semua yang kualami di ruang tes itu. Dan ibu juga menceritakan semenjak aku masuk ruangan tes tadi ia tak henti-hentinya membaca al qur’an sembari mendoakan kelancaran tesku dan dia baru berhenti ketika aku tiba menghampirinya. Rasa syukur tergambar di raut wajah Ayah dan Ibuku setelah mendengar ceritaku itu, tak lama kemudian hasil tespun keluar dan langsung ditempel dipapan pengumuman yang ada didekat pintu masuk ruang tes, ku cari namaku dari urutan paling bawah ke atas dan aku belum menemukan namaku hingga tiba di urutan 10 besar kutemukan namaku tertulis diurutan nilai tertinggi ketiga, betapa senang dan bangganya diriku saat itu, dan tak terkeculai kedua orang tua yang selama beberapa minggu ini setia menemaniku dan membimbiingku, hilang sudah rasa deg-deggan di jiwaku. Kemudian dua kloter selanjutnya pun keluar nilainya dan langsung di tempel di papan pengumuman. Dan ada bebarapa nama yang agak lebih sedikit tinggi nilainya dariku tapi tetap namaku ada di dalam 10 besar tertinggi dari lebih 200 orang Capra yang mengikuti TKD.

Sekitar beberapa hari kemudian pengumuman kelulusanpun keluar pada wibsite resmi IPDN, inilah saat-saat yang ku tunggu karena apabila aku lulus maka ini akan menjadi pertama kali aku menginjakkan kaki di pulau Jawa untuk mengikuti seleksi Pantaukhir di Kampus IPDN Jatinangor. Syukur Alhamdulillah betapa bahagianya, namaku tertera didaftar 72 orang nama-nama yang lulus ke Pantaukhir itu.

Setelah pengumuman itu ada beberapa kali pertemuan yang diadakan oleh pihak BKD prov. Sulsel dengan kami Capra yang mewakili Sulsel, dalam pertemuan itu kami diinformasikan mengenai pemberangkat kami menuju Jatinangor, perlengkapan yang harus disiapkan mulai dari pakaian, tas, sepatu dan kebutuhan-kebutuhan Calon Siswa pada umumnya.

Tiba pada hari dimana aku akan berangkat ke Jakarta, kala itu banyak sekali keluarga yang datang dari kampung halamanku yang datang ke Makassar untuk bermaksud mendoakan dan mengantarku hingga ke bandara. Dan akhirnya tibalah saat-saat haru itu, kuminta doa restu Ibu dan Ayah serta dari setiap sanak keluargaku yang mau menyempatkan waktunya untuk sekedar datang mendoakan dan mengantarku ke bandara, tak terkecuali nenekku yang sebenarnya sudah tak begitu kuat lagi dalam berjalan namun ia menyempatkan diri untuk sekedar mengantarku ke bandara.

Tibalah saat pesawat akan take off, jujur ini adalah kali pertamanya aku bepergian dari pulau Sulawesi dan pertama kalinya pula aku naik pesawat, sungguh pengalaman yang amat berharga dan mengesankan buatku, dimana bisa naik pesawat gratis karena sudah ditanggu oleh Pemda Prov. Sulsel.

Perjalanan pesawat sekitar 2 jaman lebih lamanya, akhirnya bisa kulihat juga tanah Ibu Kota Indonesia yang selama ini hanya bisa kulihat dari media sosial saja. Dari Kota Jakarta berangkat menju Kota Bandung menggunakan 2 buah bus pariwisata, sepanjang perjalanan mataku tak bisa diam kulihat semua bangunan-bangunan tinggi itu, meskipun dapat dikatakan kalau Makassar juga adalah Kota yang maju masih tetap kalah kalau dibandingkan dengan Kota Jakarta. Sekitar 5  jam kemudian kami pun tiba di Kota Bandung yang namanya kota kembang katanya, inilah dia tempat dimana banyak gadis-gadis cantik suku sunda gumamku dalam hati. Pemberhentian kamipun tiba disebuah tempat pertunjukan, Saung Angklung namanya, ini adalah pertama kalinya aku melihat orang main angklung, gila kampungan sekali aku yah hahaha, sehabis itu kami melanjutkan makan malam dan bergegas menuju hotel yang tak terlalu jauh tempatnya dari Saung Angklung tersebut.

Keesokan paginya aku beserta 72 Capra lainnya di dampingi oleh beberapa orang BKD yang menemani kami dari Makassar beranjak ke Jatinangor dengan kembali menggunakan bus, berlalu 1 jam dan akhirnya gapura besar yang menyambut "selamat datang dikabupaten Sumedang", dan tak lama kemudian tampaklah sudah kesatrian IPDN yang terlihat begitu sangat gagah dan kokoh. Bus pun berhenti dipinggir jalan dari dalam bus bisa disaksikan begitu banyak sekali kerumunan orang baik itu Capra yang bersal dari provinsi lain, orang tuanya, ataupun pedagang-padagang yang ada disana.

Dengan mengucap bismillah akupun turun dari bus dan menginjakkan kakiku untuk pertama kalinya di depan pintu gerbang IPDN yang sungguh megah itu, dalam hati "wah betapa indahnya kampus ini" dari depan sajai kita disambut dengan dua buah patuh praja raksasa dengan gapura yang berbentuk kerucut. Kemudian kuambil tas carrierku dari bagasi bus dan mulai berbaris dengan semua Capra yang bersal dari Sulsel. Tak lama kemudian Ayah dan Ibuku datang menghampiriku, ternyata mereka sudah tiba di sana semenjak kemarin tengah malam, diberikannya kepadaku sepasang trainingpack yang merupakan perlengkapan yang harus dibawah saat itu.

Pengecekanpun dilaksanakan di depan pintu gerbang IPDN itu satu persatu nama kami disebut dan langsung mengumpulkan beberapa berkas yang sudah dipersiapkan dihari itu. Setelah semua absensi dan pengecekan dilaksanakan, kamipun Capra asal Sulsel angkatan 25 berbaris membentuk 3 banjar dan lebih 20 saf, dan dengan percaya diri melangkahkan kaki untuk pertamakali masuk ke ksatrian IPDN. Alhamdulillah ucapku dalam hati, akhirnya dapat kupijakkan kakiku ditempat yang selama ini kurindukan. Betapa panjang perjuanganku hingga bisa ke tempat ini, sambil berjalan sambil kupaksa diriku untuk menahan air mata haruku.

Setelah sekitar 100 meter berjalan tibalah kami di pemberentian pertama kami yaitu di depan Balairung Jendral Rudini, sesampai disana kami dibariskan kembali oleh panitia dan dilakukanlah pengecekan barang bawaan, lantas harus dikeluarkan satu persatu tiap benda yang ada di dalam tas baik itu pakaian, sabun mandi, bahkan sampai minyak tawon dan minyak kayu putih yang menjadi titipan oleh orang tuaku agar aku tidak kedinginan disini. Dan setelah selesai pengecekan itu putra dan putripun dipisahkan yang mana 44 orang putra dan sisanya adalah putri. Kamipun di bawa ke wisma sebutan tempat tinggal bagi Praja, kami diantar oleh seorang Bapak Pengasuh, diarahkannya kami menuju wisma nusantara 13, wisma nusantara 13 dalah tempat tinggal untuk capra Sulsel dalam menjalani tespantaukhir. Di wisma nusantara 13 ternyata sudah ada beberapa orang Capra yang mendahului kami yaitu dari pendafataran provinsi Maluku Utara.

Di wisma nusantara 13 itulah kami menghabiskan jam-jam kami menuju tes Pantaukhir yang akan segera laksanakan, tempat tidur di wisma itu berupa bed susun tingkat dua, kala itu aku ada di bed atas yang mana dibawahku adalah Fiqri yang juga pendaftar asal kota Makassar.

Dalam persiapan menghadapi tes tersebut kami semua begitu rajin dalam melaksanakan ibadah baik itu sholat, mengaji, membaca alkitab dan ataupun semua kegiatan keagamaan kami lakukan termasuk sholat malam, dhuha dan lainnya.

Malam pertama di IPDN kulalui dengan amat susah payah dikarenakan suhu disini sangatlah dingin sekali, sebelum tidur kubalur seluruh bagian tubuhku yang dapat kujangkau dengan minyak kayu putih lalu kupakai trainingpack lengkap dengan kaos kaki ditambah selimut untuk bisa menghangatkan tubuhku.

Keesokan harinya dimulailah tes pertama yaitu tes Kesehatan yang berlangsung seharian dan dilaksanakan di Balairung Jendral Rudini, tesnnya dilaksanakan persis seperti di daerah sebelumnya, baik itu dari postur tubuh, mata, rekam jantung dan lain sebagainya. Sehari setelah itu dilaksanakan lagi tes selanjutnya yaitu tes Kesamaptaan, yang kala itu akan dilaksanakan jam 4 sore di stadion IPDN. Namun sebelumnya sekitar jam 12 siang pihak BKD dari Sulsel yang mendampingi kami datang ke wisma untuk menjemput satu orang teman kami yang gugur dalam tes kesehatan kemarin, ternyata ada 6 orang yang jatuh, 1 orang putra dan 5 orang putri yanh harus pulang waktu itu.

Setelah itu kami semua pun kembali bersiap untuk memulai tes kesamptaan, hingga tiba saatnya kamipun diarahkan naik ke stadion. Di awali dengan pengarahan oleh anggota tim Binjas dari polisi yang menjadi panitia kami dalam pelaksanaan tes tersebut. Dalam tes tersebut tentunya sama dengan tes Kesampataan yang berlangsung di daerah sebelumnya. Saat itu saya berhasil lari 6 1/3 putaran lapangan stadion dalam lari 12 menit, pull up 17 kali, push up 50 kali, sit up 55 kali dan lari delapan sekitar 15 detik. Seluruh kegiatan Kesamaptaam itupun berakhir sampai waktu petang hingga kamipun kembali diarahkan pulang kewisma.

Pengumuman tes kesamaptaan ternyata tidak langsung di umumkan seperti tes kesehatan sebelumnya, tapi akan diumumkan langsung nanti setelah tes wawancara, dan akhirnya tibalah kami pada tes wawancara, dengan kembali mengguanakan pakaian putih hitam plus topi putih dan dasi hitam dengan rapih kami melaksanakan tes wawancara di Balairung Jendral Rudini, dan diluar perkiraanku ternyata tes wawancara ini tidak begitu sulit dan dengan bangga aku yakin bahwa dalam tes ini saya sudah memberikan yang terbaik dan insya Allah saya akan memperoleh hasil yang terbaik. Sampai tiba pada malam harinya, kami seluruh satuan Calon Praja angkatan 25 dari seluruh provinsi nusantara dikumpulkan di lapangan parade dan dibariskan sesuai dengan kontingen masing-masing dengan tujuan untuk mendengarkan pengumuman siapa yang lulus dan siapa yang tidak lulus menjadi Praja IPDN. Pengumumanpun satu persatu kontingenpun di bacakan dan syukur alhamdulillah aku bersama kawan-kawanku dari provinsi Sulawesi selatan tidak ada yang gugur lagi, jadi total 66 orang dari provinsi Sulawesi selatan sebagai praja IPDN angkatan 25. Tangis haru dan sujud syukur itulah yang kami lakukan saat itu dimana 1458 orang Praja IPDN angkatan 25 diumumkan lulus seleksi menjadi Praja dan siap untuk melaksanakan Latihan Dasar Mental Disiplin Praja di Pusdikif Infanteri Cipatat. Setelah pembacaan pengumuman itu para orang tuapun diberikan kesempatan untuk masuk kelapangan parade untuk bertemu dengan masing-masing anaknya, lapangan parade berubah menjadi lautan manusia, saling peluk dan tangis diiringi dengan rasa bangga memenuhi lapangan parade kala itu, tak terkecuali aku dengan Ayah dan Ibuku yang jauh-jauh datang dari Makassar ke Jatinangor untuk mendampingiku untuk melihat aku lulus dalam tes ini, tangis haru, pelukan dan ciuman diberikan oleh mereka berdua kepadaku, aku tau dan tak akan pernah kuragukan bagaimana perjuangan dan doa dari mereka untukku, terima kasih Ibu dan Ayahku.
Dikirim dari ponsel cerdas Samsung Galaxy saya.

Senin, 28 Maret 2016

Lagu Wajib Praja IPDN


MARS IPDN

KAMI PUTRA PUTRI INDONESIA SIAP BERBAKTI
BAGI NEGARA NUSA DAN BANGSA JAYA ABADI
BEKAL ILMU UNTUK BERAMAL BAGI BANGSAKU
DENGAN DASAR AMBEG PARAMARTA KAMI BEKERJA

SIKAP TEGAS DAN TEGAR SIAP SEDIA
MENYEBAR KE SELURUH NUSANTARA
ANGTAKAN MUDA TUNAS PAMONG PRAJA
INSAN TAULADAN BANGSA

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
MENYEBAR KESELURUH NUSANTARA
PANCASILA DASAR JIWA RAGA KAMI
KUBANGUN NUSA BANGSA


HYMNE ABDI PRAJA

DEMI TUHAN YANG MAHA ESA
NUSA DAN BANGSA
AKU BERSUMPAH SETIA
UNTUK MENGABDI DAN MELINDUNGI
SERTA MENGANYOMI BANGSAKU, NEGERIKU
TANAH AIRKU INDONESIA
KUSERAHKAN SELURUH JIWA RAGAKU

KUKERAHKAN SELURUH DAYAKU UNTUK PERTIWI
TERIMALAH BAKTIKU
TERIMALAH PENGABDIANKU
ABDI PRAJA …
DHARMA SATYA …
NAGARA BHAKTI …
ABDI PRAJA …
DHARMA SATYA …
NAGARA BHAKTI …



MARS REVOLUSI MENTAL

KARAKTER BANGSA MILIK INDONESIA
REVOLUSI MENTAL
MERUBAH TANPA GENTAR
UNDANG-UNDANG DASAR EMPAT LIMA
PANCASILA SAKTI
PEDOMAN INDONESIA
KARAKTER YANG BENAR PASTI KITA MENANG
BEKERJA .. BEKERJA .. BEKERJA …
YAKINKAN INDONESIA JAYA …

BHINNEKA TUNGGAL IKA MILIK INDONESIA
PEMERSATU BANGSA
KETAHANAN NASIONAL
WAWASAN NUSANTARA DASAR BERBANGSA
PILAR KEHIDUPAN
BERBUDI PEKERTI LUHUR
KARAKTER YANG BENAR PASTI KITA MEMANG
BEKERJA .. BEKERJA .. BEKERJA …
YAKINKAN INDONESIA JAYA …

Selasa, 15 Maret 2016

My Story In Hayati's Island

TABLE MANNER
BERSAMA TENOR DRUM SUMBAR
PASCA SERTIJAB DIREKTUR IPDN SUMBAR
DEBAT DI IAIN BUKITTINGGI
KELURAHAN BARGUNA
PETERNAKAN AYAM
PETERNAKAN SAPI 2

KEGIATAN BUDIDAYA PETERNAKAN SAPI 1
FORD DE KNOCK
SAUDARAH WILAYAH
KUMPUL REGION CELEBES
SATU ANGKATAN 25

JEMBATAN LIMPAPEH


ROHIS PUTRA IPDN SUMBAR

PASCA RAPAT PANITIA GKMP 25


SI POLISI WANITA PRAJA



SI POLISI WANITA PRAJA

Mentari di pagi hari tak seterang auramu
Kilauan bintang malam hari tak melebihi silauan senyumanmu

Keindahan akan ciptaan tuhan
Yang tertuang dalam sebuah bentuk dimakan perempuan
Berjalan dengan penuh percayadiri
Menyusuri ruang imajinasi yang rindu sebuah sentuh kasih

Kelembutan yang tersibak diantara sosok wibawahnya
Memancarkan kemegahan parasnya yang sejukkan tiap jiwa
Berirama dengan kesempurnaan watak tubuhnya
Yang jadikan ia cantik nan perkasa dengan tali kur putihnya.


NEGERI INI

NEGERI INI

PANCASILA…
KINI HANYA SEBUAH HIASAN DI DINDING
PANJI-PANJINYA TELAH DI LENGSER OLEH KETAMAKAN
AKUNTABILATAS DI GADAIKAN
INTEGRITASPUN TERKUBUR AKAN KERAKUSAN

HUKUM SERBA REKONSTRUKSI
TAKKAN BENAR TANPA KONEKSI
HAKIM TINGGAL DI BERI
KEADILAN DENGAN MUDAH BISA DI BELI

KAPITALISPUN MERAJA LELA
KORUPSI JADI BIASA
UANG JADI TUHAN
KESEJAHTERAANPUN TERABAIKAN

BIROKRASI DENGAN MUDAHNYA DI RESISTENSI
PILKADA JADI AJANG INVESTASI
MENANG MODAL LEBIH
KALAH  CALON PEJABAT RUSAK HATI

KAMPANYE AJANG MEMBOHONGI
MANIPULASI YANG BERKEDOK DEMOKRASI
MASYARAKAT YANG TERSAKITI
BANGSA INI SEMAKIN MATI

BUMI PERTIWI
KURINDU PAHLAWAN REVOLUSI …